Selasa, 22 Mei 2012

PENGARUH STRATEGI INTEGRATIF, DIFERENSIASI PRODUK DAN HARGA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN


PENGARUH STRATEGI INTEGRATIF, DIFERENSIASI PRODUK DAN HARGA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN




MANAJEMEN 6A

PRIONO 


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
2012


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan era globalisasi dan perkembangan serta pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dan ketat mengharuskan setiap unit usaha Industri Besar ataupun Industri Kecil harus mempunyai suatu strategi atau perencanaan yang tepat. Kemampuan manajerial yang meliputi kemampuan perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasan, penilaian dan strategi yang diharapkan menjadi suatu pedoman dalam mengambil keputusan di setiap kegiatan usaha bisnis.
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang mgemberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan dan internal perusahaan melalui analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya (analisis SWOT).
Dengan dilakukannya analisis SWOT maka setiap perusahaan akan mampu mengetahui letak strategi perusahaan dan strategi apa saja yang cocok untuk dilakukan dalam memasarkan suatu produk atau jasa. Beberapa strategi yang dapat dipakai adalah strategi integratif, strategi intensif dan strategi harga.
Dalam strategi integratif, perusahaan mengidentifikasi peluang untuk membangun atau memperoleh bisnis yang berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini. Langkah yang dilakukan adalah perusahaan dapat mengakuisisi beberapa pemasok, pedagang atau grosir maupun pesaing untuk dapat meningkatkan laba perusahaan sehingga tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai serta strategi pemasaran yang dipakai pun telah tepat.
Dalam strategi intensif terdapat beberapa strategi, salah satunya adalah strategi pengembangan produk atau diferensiasi produk. Diferensiasi produk adalah suatu produk yang memiliki merek khusus bagi pelanggan dengan karakteristik atau keunikan yang dimiliki secara khusus dari suatu produk tersebut yang dapat dibedakan dengan produk lainnya secara fisik.
Strategi harga atau penetapan harga yang tepat akan mempengaruhi secara dramatik terhadap penjualan dan laba. Penetapan strategi harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total sehingga perencanaan strategi harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan.
Diharapkan suatu perusahaan dapat memilih strategi mana yang tepat untuk perusahaannya. Dengan melakukan strategi integratif, diferensiasi produk dan penetapan harga diharapkan dapat memberi keuntungan bagi perusahaan dan perusahaan dapat dikatakan unggul dalam hal strategi perencanaan pemasarannya.

1.2    Rumusan Masalah
Agar pembahasan menjadi terarah, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah terdapat pengaruh secara simultan strategi integratif, strategi diferensiasi produk dan strategi harga terhadap strategi pemasaran?
2.      Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara strategi integratif, strategi diferensiasi produk dan strategi harga terhadap strategi pemasaran?
3.      Manakah diantara variabel strategi integratif, strategi diferensiasi produk dan strategi harga yang mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel strategi pemasaran?

1.3    Tujuan Penelitian
Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan penelitian merupakan suatu langkah sangat penting, karena dengan penetapan tujuan penelitian, peneliti tahu dan mengerti ke arah mana penelitian itu dilakukan. Secara garis besar tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1.      Mengetahui pengaruh simultan strategi integratif, straegi diferensiasi produk dan strategi harga terhadap strategi pemasaran.
2.      Mengetahui pengaruh parsial antara strategi integratif, straegi diferensiasi produk dan strategi harga terhadap strategi pemasaran.
3.      Mengetahui pengaruh dominan antara variabel strategi integratif, straegi diferensiasi produk dan strategi harga terhadap variabel strategi pemasaran.

1.4    Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat Penelitian adalah sebagai berikut:
1.     Bagi Peneliti
Untuk mengetahui bahwa dalam teori perencanaan strategi pemasaran terdapat berbagai macam strategi yang dapat diterapkan. Salah satunya adalah strateig integratif, strategi diferensiasi produk dan juga strategi penetapan harga. Apabila ketiga variabel tersebut dapat dijalankan dengan baik oleh perusahaan maka segala tujuan yang dirancang dan diharapkan dapat tercapai dengan maksimal melalui perencanaan strategi yang matang dalam hal memasarkan produk atau jasanya.
2.    Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini berguna untuk menjadi bahan pertimbangan secara ilmiah yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengambil keputusan yang bermanfaat bagi perusahaan terutama untuk mencari atau menetapkan strategi pemasaran yang cocok bagi perusahaan dalam memasarkan produk atau jasanya.
3.    Bagi Universitas & Pembaca
Dapat menambah perbendaharaan perpustakaan Universitas Bhayangkara Surabaya khususnya dalam bidang Ekonomi Manajemen Pemasaran serta sebagai bahan referensi dan pengembangan bagi mahasiswa dalam penelitian selanjutnya khususnya mengenai pengaruh penerapan strategi integratif, strategi diferensiasi produk dan harga terhadap keunggulan strategi pemasaran.

1.5    Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman akan penelitian ini secara keseluruhan, maka terlebih dahulu peneliti kemukakan tentang Sistematika Penulisan secara garis besar yang memaparkan gambaran dari penelitian ini. Adapun Sistematika Penulisan ini dibagi dalam empat bab yang secara ringkas masing – masing bab diuraikan sebagai berikut:
Bab I           :    PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika penelitian.
Bab II          :    TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan mengenai Landasan Teori, Kerangka Konseptual dan Hipotesis
Bab III        :    PEMBAHASAN PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai Grand Theory atau hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat.
Bab IV        :    PENUTUP
Dalam bab ini diuraikan mengenai Kesimpulan dan Saran.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1    Landasan Teori
1.1.1   Pengertian Manajemen Pemasaran
Menurut Tjiptono (2008:4) Pemasaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menstimulasi permintaan atas produk atau jasanya dan memastikan bahwa produk dijual dan disampaikan kepada para pelanggan.
Berdasarkan definisi diatas, dapat diketahui bahwa kegiatan utama dari pemasaran adalah menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. American Marketing Association (AMA) dalam Kotler and Keller (2009:5) menawarkan definisi formal berikut: Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Menangani proses pertukaran ini membutuhkan banyak kerja dan keterampilan. Manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berpikir tentang cara-cara untuk mencapai respons yang diinginkan pihak lain. Karenanya, manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Selanjutnya, Kotler and Keller (2009:5) menyebutkan definisi sosial dari pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.
Sedangkan menurut Assauri (2010:5) pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
1.1.2   Perencanaan Strategi Unit Bisnis
Proses Perencanaan strategi unit bisnis terdiri dari 8 langkah yang diperlihatkan dalam Gambar 2.1. kita mempelajari setiap tahap dalam bagian tersebut,

Sumber : Kotler and Keller (2009)
Gambar 2.1
Delapan Langkah Perencanaan Strategi Bisnis
1.1.2.1       Misi Bisnis
Setiap unit bisnis harus mendefinisikan misi spesifiknya didalam misi perusahaan yang lebih luas. Maka perusahaan peralatan pencahayaan studio televise dapat mendifinisikan misinya sebagi berikut., membidik studio televise utama dan menjadi pemasok pilihan mereka untuk teknologi pencahayan yang mempresentasikan pengaturan pencahayaan studio paling canggih dan handal, perhatikan bahwa misi ini tidak berusaha memenangkan bisnis dari studio televise kecil, memenangkan bisnis dengan memberikan harga termurah, maupun beralih keproduk nonlampu.
1.1.2.2       Analisa SWOT
Keseluruhan informasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan disebut analisis SWOT. Analisis SWOT ( strengths-weaknesses-Opportunities-Threats) merupakan cara untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan internal.
1.1.2.2.1     Lingkungan Internal
Kemampuan menemukan peluang yang menarik dan kemampuan memanfaatkan peluang tersebut adalah dua hal yang berbeda. Setiap bisnis harus mengevaluasikan kekuatan dan kelemahan internalnya.
Bisnis dapat mengevaluasikan kekuatan dan kelemahan mereka sendiri dengan menggunakan formulir seperti yang diperlihatkan dalam “Catatan Pemasaran: Daftar periksa pelaksanaan analisis kekuatan / kelemahan.”
Jelas bahwa suatu bisnis tidak harus memperbaiki semua kelemahannya, atau sebaliknya menyombongkan semua kekuatannya. Pertanyaan besarnya adalah apakah perusahaan harus membatasi dirinya sendiri terhadap peluang-peluang dimana mereka memiliki kekuatan yang diperlukan atau mempertimbangkan peluang yang mengharuskan mereka menemukan atau mengembangkan kekuatan baru sebagai contoh manajer texas instrument (TI) dipisahkan antara mereka yang ingin TI tetap berda di industry elektronik, dimana TI mempunyai kekuatan yang jelas, dan mereka yang ingin perusahaan terus meluncurkan produk konsumen, dimana TI tidak mempunyai beberapa kekuatan pemasaran yang diperlukan.
Patut dicatat, kadang-kadang bisnis berjalan buruk bukan karena orang-orang tidak mempunyai kekuatan yang diperlukan, tetapi karena mereka tidak bekerja sama sebagai satu tim. Disalah satu perusahaan elektronik utama, para insinyur meremehkan wiraniaga sebagai “insinyur yang gagal,’’ dan wiraniaga meremehkan bagian pelayanan sebagai “wiraniaga yang gagal.” Perusahaan harus menilai hubungan kerja antar departemen sebagai bagian audit lingkungan internal.
1.1.2.2.2     Lingkungan Eksternal
Unit bisnis harus mengamati kekuatan lingkungan makro yang utama dan faktor lingkungan makro yang signifikan, yang mempengaruhi kemampuannya dalam menghasilkan laba.unit bisnis haru  menetapakan system intelejen pemasaran untuk menelususri trend an perkembangan penting serta semua peluang dan ancaman yang berhubungan dengannya.
Pemasaran yang baik adalah seni menemukan, mengembangkan, dan menghasilkan laba dari peluang-peluang ini. Peluang pemasaran  (marketing opportunity) adalah wilayah kebutuhan dan minat pembeli, dimana perusahaan mempunyai probabilitas tinggi untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan menguntungkan. Ada 3 sumber peluang pasar yang utama. Sumber pertama dalah memasok sesuatu yang persediaannya sedikit. Hal ini memerlukan sedikit bakat pemasaran, karena kebutuhannya cukup jelas. Sumber kedua adalah memasok produk atau jasa yang ada dengan cara yang baru atau unggul. Ada beberapa cara untuk mengungkapkan kemungkinan perbaikan produk atau jasa: metode deteksi masalah meminta saran dari konsumen metode ideal membuat konsumen membayangkan persideal produk atau jasa dan metode rantai konsumsi meminta konsumen membuat diagram tentang langkah-langkah mereka dalam memperoleh, menggunakan dan menyingkirkan produk. Metode terakhir ini dapat menghyasilkan produk atau jasa yang seluruhnya baru.
Peluang dapat tersembunyi dalam berbagai wujud, dan pemadsran harus benar-benar dapat menemukan wujud tersebut. Perhatikan hal-hal berikut.
Ø Perusahaan dapat mengambil manfaat dari pemenuhan tren industri dan memperkenalkan produk atau jasa hibrida yang baru bagi pasar. Sebagai contoh, setidaknya lima produsen telepon seluler besar meluncurkan telepon dengan kemampuan utuh digital.
Ø Perusahaan dapat membuat proses pembelian lebih nyaman atau efisien kini konsumen dapat menggunakan internet untuk menemukan lebih banyak buku dari pada sebelumnya dan mencari harga termurah dengan beberapa klik.
Ø Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan akan lebih banyak informasi dan nasihat. Guru.com memfasilitasi penemuan ahli profesional diberbagai bidang.
Ø Perusahaan dapat menyesuaikan produk atau jasa yang sebelumnya hanya ditawarkan dalam bentuk standar. Timberland memungkinkan pelanggan memilih warna untuk berbagai bagian sepatu bot mereka, menambahkan inisial atau angka pada bot mereka, dan memilih sulaman dan border yang unik.
Ø Perusahaan dapat memperkenalkan kemampuan baru. Kini konsumen dapat menciptakan dan mengedit “imovies” digital dengan iMac baru dan memuatnya ke server Apple web atau situs web semacam YouTube untuk berbagi dengan teman-teman diseluruh dunia.
Ø Perusahaan mungkin mampu mengantarkan produk atau jasa dengan lebih cepat. Fedex menemukan cara untuk mengirimkan surat dan paket jauh lebih cepat dari pada kantor pos AS.
Ø Perusahaan mungkin dapat menawarkan produk dengan harga yang jauh lebih murah. Perusahaan farmasi telah menciptakan fersi generic obat-obaran bermerek.
Untuk mengevaluasi peluang, perusahaan dapat menggunakan analisis peluang pasar (Market opportunity Analysis-MOA). Untuk menentukan daya tarik dan probabilitas hasil merek dengan mengajukan pertanyaan seperti :
1.         Dapatkah kita mengartikulasikan manfaat secara meyakinkan pada pasar sasaran tertentu?
2.         Dapatkah kita menentukan letak pasar sasaran dan menjangkau mereka dengan media dan saluran perdagangan yang efektif biaya?
3.         Apakah perusahaan kita memiliki atau mempunyai akses terhadap kemampuan dan sumber daya penting yang kita perlukan untuk menghantarkan manfaat pelanggan?
4.         Dapatkan kita menghantarkan manfaat dengan lebih baik dari pada pesaing actual atau potensial?
5.         Apakah tingkat pengembalian (Keuntungan) financial memenuhi atau melebihi batas atas investasi yang diperlukan?
 


Sumber : Kotler and Keller (2009)
Gambar 2.2
Matriks Peluang & Ancaman
Dalam matrik peluang pada peraga 2.2 (a), peluang pemasaran terbaik yang dihadapi perusahaan peralatan pencahayaan TV disebutkan dalam bagian atas kiri (nol.satu). Peluang dalam bagian bawah kanan (no.4) terlalu kecil untuk dipertimbangkan. Peluang dibagian atas kanan (no.2) dan bagian kiri (no.3) layak diamati dalam hal adanya perbaikan daya tarik dan probabilitas keberhasilan.
Ancaman Lingkungan (environmental threats) adalah tantangan yang ditempatkan oleh tren atau perkembangan yang tidak disesuaikan yang akan menghasilkan penurunan penjualan atau laba akibat tidak adanya tindakan pemasaran defensif. Peraga 2.2 (b) mengilustrasikan matriki ancaman yang dihadapi oleh perusahaan peralatan pencahayaan TV. Ancaman dikotak bagian atas kiri adalah ancaman utama, karena ancaman itu benar-benar dapat merugikan perusahaan dan mempunyai probabilitas kejadian tinggi. Untuk mengatasinya, perusahaan memerlukan rencana darurat. Ancaman dikotak bagian bawah kanan sangat kecil dan dapat diabaikan. Perusahaan perlu mengamati ancaman dibagian atas kanan dan bagian kiri dengan lebih seksama jika ancaman itu semakin serius.
1.1.2.3       Formulasi Tujuan
Setelah perusahaan melakukan analisis SWOT, perusahaan dapat terus mengembangkan tujuan khusus untuk periode perncanaan. Tahap proses ini disebut formulasi tujuan (goal formulasien ), tujuan adalah sasaran yang spesifik menyangkut besaran dan waktu.
Sebagian besar bisnis mengejar bauran sasaran, termasuk profitabilitas, pertumbuhan penjualan, peningkatan pangsa pasar, kandungan risiko, inovasi, dan reputasi. Unit bisnis menetapkan sasaran ini dan kemudian mengelolanya berdasrkan sasaran tersebut (management by objectives- MBO ). Agar system MBO ini berhasil, tujuan unit harus memenuhi 4 kriteria :
1.        Tujuan harus diatur berurutan, mulai dari yang penting sampai yang paling tidak penting. Sebagai contoh, tujuan utama unit bisnis untuk satu periode adalah menigkatkan tingkat pengembalian invesati. Manajer dapat meningkatkan laba dengan meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran. Manajer dapat menumbuhkan pendapatan dengan mingkatkan pangsa pasar dan harga.
2.        Sebisa mungkin, tujuan harus bersifat kuantitatif. Tujuan “meningkatkan tingkat pengembalian investasi (ROI)” lebih baik dinyatakan sebagai tujuan “Meningkatkan ROI sampai 15% dalam waktu 2 tahun.”
3.        Tujuan harus realistis. Tujuan harus timbul dari analisis peluang dan kekuatan unit bisnis, bukan dari harapan.
4.        Tujuan harus konsisten. Memaksimalkan penjualan dan laba sekaligus adalah sesuatu yang mustahil
Trade-off (imbal balik) penting lainnya meliputi laba jangka pendek versus pertumbuhan jangka panjang, penetrasi mendalam dari pasar yang sudah ada versus pengembangan pasar baru, tujuan laba versus tujuan nirlaba, dan pertumbuhan tinggi versus resiko rendah. Setiap pilihan memerlukan strategi pemasaran yang berbeda.
Banyak orang percaya bahwa penerapan tujuan pertumbuhan pangsa pasar yang kuat bias berarti melewatkan laba jangka pendek yang kuat. Selama bertahun – tahun, Compaq menentukan harga dengan agresif untuk membangun pangsanya di pasar computer. Kemudian Compaq memutuskan untuk mengejar provitabilitas dengan mengorbankan pertumbuhan. Tetapi ahli manajemen Charan & Tichy percaya bahwa sebagian besar bisnis bias menjadi bisnis pertumbuhan dan tumbuh dengan menguntungkan. Mereka menyatakan bahwa kisah keberhasilan seperti GE medical, Allied Signal, Citibank, dan GE Capital, semuanya menikmati petumbuhan yang mengguntungkan. Beberapa trade-off semacam itu mungkin sebetulnya bukan trade-off sama sekali.
1.1.2.4       Formulasi Strategi
Tujuan (goal) mengindikasikan apa yang ingin dicapai oleh unit bisnis ; sedangkan strategi (strategy) adalah rencana permainan kita untuk sampai ke sana. Setiap bisnis harus merancang sebuah strategi untuk mencapai tujuannya, yang terdiri dari strategy pemasaran serta strategi teknologi dan strategi pengadaan yang kompatibel.
1.1.2.4.1     Strategi Generik Porter
Michael Porter mengajukan 3 strategi generic yang memberikan titik awal yang baik untuk berfikir secara strategis (1). Kepemimpinan biaya secara keseluruhan, (2). Diverensiasi dan (3). Focus.
§   Kepemimpinan biaya secara keseluruhan. Perusahaan yang mengejar strategi ini bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi terendah sehingga mereka dapat menetapkan harga yang lebih murah dibandingkan pesaing mereka dan memenangkan pangsa pasar yang besar. Mereka tidak terlalu memerlukan keahlian dalam pemasaran. Kelemahan strategi ini adalah bahwa perusahaan lain biasanya akan bersaing dengan biaya yang tetap rendah dan hal ini merugikan perusahaan yang menggantungkan semua masa depannya pada biaya.
§   Deferensiasi. Biaya yang berkonsentrasi pada kinerja unggul yang dicapai dengan cara uinik dalam wilayah manfaat pelanggan penting yang dihargai oleh sebagian besar pasar. Jadi, perusahaan yang mencari kepemimpinan kualitas, misalnya, harus membuat produk dengan komponen terbaik, menempatkan produknya dengna tepat, memeriksa produknya dengan seksama, dan mengomunikasikan kualitas produknya dengan efektif.
§   Fokus. Bisnis berfokus pada satu atau lebih segmen pasar yang lebih sempit. Perusahaan mengetahui segmen ini dengan akrab dan mengejar kepemimpinan biaya maupun diferensiasi di dalam segmen sasaran.
Industri perjalanan udara online memberikan contoh yang baik tentang tiga strategi ini : Travelocity manager strategi diferensiasi dengna menarakan kisaran loayanan yang paling komprehensif bagi pelancong. Lowestfare mengejar strategi biaya terendah; dan last Minute mengejar stratege ceruk yang berfokus pada pelancong yang memiliki fleksibilitas untuk bepergian dalam waktu yang mendadak.
Menurut Porter, perusahaan yang mengejar strategi yang sama dan diarahkan ke pasar sasaran yang sama membentuk kelompok strategis (strategis group). Perusahaan yang melakukan strategi t ersebut dengan sangat baik akan menghasilkan laba paling banyak. International Harvester keluar dari bisnis peralatan pertanian karena mereka tidak menonjolkan dalam industrinya sebagai perusahaan dengan biaya termurah, nilai persepsi tinggi, atau pelayanan terbaik dalam beberapa segmen pasar.
Potter menggambarkan perbedaan antara efekitivitas dan strategi operasional. Pesaing dapat dengan cepat meiru perusahan yang efektif secara operasional dengan menggunakan tolok ukur dan alat lain, yang menghilangkan keunggulan efektivitas operasional. Poter mendefinisikan strategi sebagai “penciptaan posisi unik dan bernilai yang melibatkan berbagai kegiatan.” Perusahaan dapat mengklaim bahwa mereka mempunyai strategi ketika mereka “melakukan kegiatan yang berbeda dari pesaingnya atau melakukan kegiatan yang sama dengan cara berbeda.”
1.1.2.4.2     Analisa Strategi
Bahkan perusahaan raksasa – AT & T, IMB, Philips, dan Nokia – sering tidak dapat menjadi pemimpin, baik secara nasional maupun secara global, tanpa membangun aliasni dengan perusahaan domestik atau multinasional yang dapt melengkapi atau meningkatrkan kemampuan dan submer daya mereka.
Menjalankan bisni di negara lain mungkin menharuskan perusahaan melisensikan produknya, membentuk  joint venture  dengan perusahaan lokal, atau membeli dari pemasok lokal untuk memnuhi persyaratan “kandungan domestik.” Hasilnya, banyak perusahaan mengembangkan jaringan strategi global dengan cepat, dan kemenangan akan menjadi milik perusahaan yang membangun jaingan global yang lebih baik. Star Alliance, misalnlya, menyatukan 18 maskapai penerbangan, temasuk Lufthansa, Unaited Airlines, Singapore Airlines, Air New Zealand, dan South Africa Airways, ke dalam satu kemitraan global raksasa yang memuingkinkan pelancong membuat koneksi yang hampir tanpa cacat pada ratusan tujuan perjalanan.
Banyak aliansi strategis yang berbentuk aliansi pemasaran. Alinasi stratgis ini  dibagi menjadi empat kategori utama.
1.         Aliansi produk atau jasa – sebuah perusahaan melisensikan perusahaan lainnya untuk memproduksi produknya, atau dua perusahaan bekerja sama memasarkan produk pendamping atau produk baru. Industri kartu kredit adalah kombnasi kartu yang rumit dan dipasarkan secara bersama – sama oleh bank – bank seperti Bank of America, perusahaan kartu kredit seprti Visa, dan perusahaan terkait seperti Alaska Airlines.
2.         Aliansi Promosional – sebuah perusahaan sepakat untuk menjalankan promosi bagi produk atau jasa  perusahaan lain. MCDonald’s, misalnya bermitra dengan Disney selama 10 tahun untuk menawarkan produk yang berhubungan dengan film Disney saat ini sebagi bagian sajian makannya untuk anak – anak.
3.         Aliansi Logistic – sebuah perusahaan menawarkan layanan logistik untuk produk perusahana lain. Sebagai contoh, Abbort Laboratories menyimpan dan mengirimkan produk bedah dan obat – obatan 3M ke rumah sakit di seluruh Amerika Serikat.
4.        Kolaborasi Penetapan Harga – satu atau lebih perusahaan bergabung dalam kilaborasi penetapan harga khusus. Hotel dan perusahaan mobil sewaan sering menawarkan diskon harga gabungan.
Perusahaan harus membeirkan  pemikiran kreatif untuk menemukan mitra yang dapat melengkapi kekuatan mereka dan menutup kelemahan mereka. Alinasi yang dikelola dengan baik memungkinkan perusahaan memperoleh dampak penjualan yang lebih besar dengan biaya yang lebih sedikit. Untuk mempertahankan aliansi strategis mereka, korporasi mulai mengembangkan struktur organisasi untuk  mendukung aliansi tersebut, dan banyak korporasi yang melihat kemampuan untuk membantuk dan mengelola kemitraan sebagai keahlian inti yang disebut manajemen hubungan mitra (partner relationship management – PRM.)
Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan bioteknologi kini mulai membuat kemitraan sebagai kompetensi inti. Sebagai contoh, Erbitux, obat yang baru untuk perawatan pendukung kanker usus, adalah buah dari kemitraaan semacam itu. Obat ini pada mulanya ditemukan oleh laboratorium klinik perusahaan bioteknologi ImClone Systems, dan dipasarkan melalui kemitraaan ImClone dengan raksasa farmasi Bristol – Myer S quibb.



1.1.2.5       Formulasi Impelementasi Program
Bahkan strategi pemasaran yang bagus dapat gagal diwujudkan akibat implementasi yang buruk. Jika sebuah perusahaan memutuskan untuk mempertahankan kepemimpinan teknologinya , perusahaan itu harus merencanakan program untuk memperkuat departemen R & D – nya, mengumpulkan inteligen teknologi, mengembangkan produk cangih, melatih wiraniaga teknik, dan mengembangkan iklan untuk mengomunikasikan kepemimpinan teknologinya.
Setelah perusahaan memformulasikan program pemasaran, orang – orang pemasaran harus memperkirakan biayanya. Apakah keikutsertaan di pameran dagang tertentu layak dilakukan? Apakah kontes penjualan tertentu akan mendapat imbalan yang pantas? Apakah mempekerjakan wiraniaga lain akan memberi kontribusi pada laba? Akuntansi kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing, ABC) dapat membantu menentukan apakah setiap program pemasaran akan menghasilkan hasil yang cukup sepadan dengan biaya yang dikeluarkan.
Saat ini, bisnis juga semakin menyadari bahwa jika mereka tidak memperlakukan pihak berkepentingan (stakeholder) lainnya dengan baik – pelanggan, karyawan, pemasok, distributor – mereka mungkin tidak akan pernah menghasilkan laba yang cukup bagi pemegang saham. Sebagai contoh, perusahaan mungkin bermaksud memuaskan pelanggannya, melakukan kinerja yang baik untuk karyawannya, dan menghantarkan tingkat kepuasan maksimum bagi pemasoknya. Dalam menentukan tingkatan ini, perusahaan harus berhati – hati agar tidak melanggar rasa keadilan kelompok pemangku kepentingan lain tentang perlakuan yang mereka terima relatif terhadap pihak lain.
Hubunga yang dinamis menghubungkan kelompok pemangku kepentingan. Perusahaan yang cerdik menciptakan tingkat kepuasan karyawan yang tinggi, yang menimbulkan kerja keras yang lebih baik, dan tentunya produk dan jasa berkualitas tinggi, dimana produk dan jasa ini akan menciptakan kepuasan pelanggan yang tinggi, yang berlanjut ke pengulangan bisnis yang lebih banyak, sehingga  pertumbuhan dan laba juga lebih tinggi, dan kepuasan pemegang saham meningkat, serta menghasilkan investasi yang lebih besar, dan seterusnya. Ini adalah lingkaran bernilai yang berarti laba dan pertumbuhan. “Gagasan Pemasaran : Kontribusi Pemasran bagi Nilai Pemegang Saham” menjelaskan semakin pentingnya pandangan dasar yang tepat bagi pengeluaran pemasaran.
Menurut McKinsey & Company, strategi hanyalah  satu dari tujuh elemen – semuanya dimulai dengan huruf “S” (dalam bahasa Inggris – red) – dalam praktik bisnis yang berhasil. Tiga elemen pertama – strategi, struktur, sistem – dianggap sebagai “piranti keras” keberhasilan. Empat elemen berikutnya – gaya (style), keahlian (skill), staf, dan nilai yang dimiliki bersama (shared values) – adalah “piranti lunak”.
Elemen “lunak” pertama, gaya, berarti bahwa karyawan perusahaan berbagi cara pemikiran dan perilaku yang sama. Karyawan McDonald’s tersenyum pada pelanggan, dan karyawan IBM sangat profesional menangani pelanggan mereka. Elemen kedua, keahlian (skill), berarti bahwa karyawan mempunyai keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan strategi perusahaan. Staff berarti perusahaan mempekerjakan orang yang mampu, melatih mereka dengan baik, dan menugaskan pekerjaan yang tepat bagi mereka. Elemen keempat, nilai yang dimiliki bersama (shared values), berarti bahwa karyawan berbagi nilai  panduan yang sama. Ketika elemen – elemen ini hadir, perusahaan biasanya lebih berhasil dalam implementasi strateginya.
Praktik studi manajemen lainnya menemukan bahwa kinerja yang bagus sepanjang waktu bergantung pada kesempurnaan pelaksanaan, budaya perusahaan yang didasarkan pada tujuan yang tinggi, struktur yang fleksibel dan responsif, dan strategi yang jelas dan fokus.
1.1.2.6       Umpan Balik dan Kendali
Penyesuaian strategis perusahaan dengan lingkungan akan sangat terganggu, karena lingkungan pasar berubah lebih cepat dari pada tujuh S peusahaan. Maka, perusahaan dapat tetap efisien sementara mereka kehilangan efektivitas. Peter Drucker menyatakan bahwa lebih penting “melakukan hal yang benar” – agar efektif – dari pada “melakukan hal dengan benar” agar efisien. Perusahaan yang paling berhasil adalah yang piawai melakukan keduanya.
Setelah organisasi gagal merespons perubahan lingkungan, organisasi akan semakin sulit menangkap kembali posisinya yang hilang. Perhatikan apa yang terjadi dengan Lotus Development Corporation. Dulu, piranti lunak Lotus 1-2-3 miliknya merupakan program piranti lunak terkemuka di dunia, kini pangsa pasar piranti lunak desktop – nya turun begitu rendah sehingga  para analis bahkan tidak ingin menelusurinya.
Organisasi, terutama organisasi besar, dapat mengalami inersia. Sulit mengubah satu bagian tanpa menyesuaikan bagian lain. Tetapi organisasi dapat diubah melalui kepemimpinan yang kuat, dan sebaiknya hal itu dilakukan sebelum krisis. Kunci kesehatan organisasi adalah kemauan untuk mempelajari perubahan lingkungan dan menerapkan tujuan dan perilaku baru.
1.1.3   Strategi Integratif
Yaitu mengidentifikasi peluang untuk membangun atau memperoleh bisnis yang berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini.
v Pertumbuhan Integratif Dapat Dilakukan Dengan Integrasi Ke Belakang, Depan, dan Horizontal
ü Depan / Hulu : perusahaan dapat mengakuisisi satu atau lebih pemasoknya, seperti produsen obat, untuk mendapatkan lebih banyak kendali atau menghasilkan lebih banyak laba.
ü Belakang / Hilir : perusahaan dapat mengakuisisi beberapa pedagang grosir atau pengecer, terutama jika mereka sangat menguntungkan.
ü Horizontal : perusahaan mengakuisisi satu atau lebih pesaing, jika pemerintah tidak melarangnya.
1.1.4   Strategi Diferensiasi Produk
Menurut Tjiptono (2007:14), strategi diferensiasi produk adalah kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik, sejuk, aman, nyaman, menyenangkan, karyawan yang ramah, terampil, berwawasan, dan mampu mewujudkan dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan produk pesaing lainnya.
Konsep yang perlu diperhatikan dalam strategi diferensiasi produk:
a).    Ciri, menunjukkan fungsi dasar produk.
b).    Kualitas, menunjukkan tingkat operasi sifat utama produk
c).    Mutu Kesesuaian, mengukur sejauh mana sifat rancangan dan operasi produk mendekati spesifikasi kebutuhan konsumen.
d).   Ketahanan, mengukur harapan hidup produk.
e).    Keandalan, mengukur kemungkinan produk tidak rusak selama jangka waktu tertentu.
f).     Mudah diperbaiki jika produk rusak.
g).    Gaya, menunjukkan bagaimana penampilan produk terhadap pembeli.
1.1.5   Strategi Harga
Harga merupakan satu-satunya unsur yang dapat menghasilkan pendapatan dari hasil penjualan. Di dalam kegiatan pemasaran harga sangat berpengaruh terhadap konsumen. Meskipun demikian harga bukan hal yang mutlak dalam hal ini.
Menurut Tjiptono (2007:23), harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan. Harga merupakan komponen berharga yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.
Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu secara tidak langsung harga jual juga mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena itu penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka keputusan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan.
Strategi penetapan harga yang tepat akan mempengaruhi secara  dramatik terhadap penjualan dan laba. Penetapan strategi harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total sehingga perencanaan strategi harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga menurut Transistari, dkk (2005:242-246), meliputi:
1.    Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. Pada periode resesi misalnya, merupakan suatu periode dimana harga berada pada tingkat yang lebih rendah dan ketika ada keputusan pemerintah tentang nilai tukar rupiah dengan mata uang asing maka akan timbul reaksi dari kalangan masyarakat, khususnya masyarakat bisnis, reaksi spontan dari itu adalah kenaikan harga.
2.    Penawaran dan Permintaan
Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar sedangkan harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar.
3.    Elastisitas Permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar. Sebenarnya sifat permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga mempengaruhi volume yang dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume penjualan ini berbanding terbalik.
4.    Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Banyaknya penjual dan pembeli ini akan mempersulit perseorangan untuk menjual harga lebih tinggi kepada pembeli yang lain.
5.    Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Terdapat dua bentuk biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah pada tingkat produksi dan penjualan sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah secara langsung dengan tingkat produksi.
6.    Tujuan Perusahaan
Penetapan harga suatu barang seiring dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan yang lain.
7.    Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.
1.1.6   Strategi Pemasaran
Dengan perkembangan usaha yang semakin besar, maka sangatlah mutlak bagi perusahaan jasa untuk menyusun strategi pemasarannya guna mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai keuntungan yang maksimal. Strategi pemasaran timbul untuk merumuskan strategi perusahaan dalam memasarkan produknya sebaiknya menganalisis lingkungan pemasaran terlebih dahulu, terutama mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan yang spesifik, supaya dapat memposisikan bauran pemasaran pada pasar sasarannya secara tepat.
Menurut Cravens and Piercy (2003:31) strategi pemasaran adalah sebagai berikut:
Strategi pemasaran yaitu terdiri dari analisis, pengembangan strategi dan implementasi kegiatan dalam pengembangan visi tentang pasar yang menguntungkan organisasi, memilih strategi pasar sasaran, penentuan tujuan dan pengembangan, implementasi serta pengelolaan strategi penempatan program pemasaran yang dirancang untuk memenuhi tuntutan nilai konsumen dalam setiap pasar sasaran.
Perencanaan Strategis (strategic planning) merupakan proses mengembangkan dan memelihara strategi yang tepat antara tujuan dan kemampuan organisasi dengan peluang pemasaran yang berubah.
Kotler and Keller (2009:41) Perencanaan strategi pemasaran berarti menemukan kesempatan-kesempatan menarik dan mengembangkan strategi pemasaran yang menguntungkan.
Strategi pemasaran terdiri dari target pasar dan paduan pemasaran yang berhubungan. Target pasar adalah kelompok yang sebenarnya sama dari konsumen yang mana perusahaan berharap mereka untuk tertarik. Paduan pemasaran adalah variable-variabel yang dapat dikendalikan dimana perusahaan meletakkannya bersama untuk memuaskan kelompok target ini.
Assauri (2010:168-169) Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan dan internal perusahaan melalui analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya (analisis SWOT).
1.2    Kerangka Konseptual
Memperjelas pelaksanaan penelitian dan sekaligus untuk mempermudah dalam pemahaman, maka perlu dijelaskan suatu kerangka konseptual yang digambarkan sebagai berikut:

Sumber : Peneliti (2012)
Gambar 2.3
Kerangka Konseptual
Keterangan:
1.      Variabel dependent (terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain, yang dalam penelitian ini adalah variabel Strategi Pemasaran (Y).
2.      Variabel independent (bebas), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain, yang dilambangkan dengan (X1) adalah Strategi Integratif, (X2) adalah Strategi Diferensiasi Produk dan (X3) adalah Strategi Harga.
Kerangka tersebut menjelaskan bahwa variabel Strategi Integratif (X1), Strategi Diferensiasi Produk (X2) dan Strategi Harga (X3) mempunyai pengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap Strategi Pemasaran (Y), artinya apabila variabel-variabel bebas tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka pilihan strategi yang digunakan oleh perusahaan sudah tepat sehingga dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan.

1.3    Hipotesis
1.      Bahwa terdapat pengaruh secara simultan strategi integratif, strategi diferensiasi produk dan strategi harga terhadap strategi pemasaran.
2.      Bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara variabel strategi integratif, strategi diferensiasi produk dan strategi harga terhadap variabel strategi pemasaran.
3.      Bahwa variabel diferensiasi produk mempunyai pengaruh dominan diantara variabel bebas lainnya terhadap strategi pemasaran.











BAB III
PEMBAHASAN PENELITIAN

3.1    Grand Theory
3.1.1    Hubungan Strategi Integratif dengan Strategi Pemasaran
Strategi ini merupakan salah satu strategi yang dapat dipakai perusahaan apabila perencanaan strategis perusahaan mengalami suatu kesenjangan sehingga diperlukan suatu peluang pertumbuhan melalui perencanaan bisnis baru, penyusutan, dan menghilangkan bisnis lama.
Menurut Kotler and Keller (2009:46) “jika ada kesenjangan antara penjualan yang diinginkan dimasa depan dengan penjualan yang diproyeksikan, manajemen korporat harus mengembangkan atau mengakuisisi bisnis baru untuk mengisinya”. Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa perusahaan dapat mengakuisisi satu atau lebih pemasoknya, seperti produsen bahan plastik, untuk mendapatkan lebih banyak kendali atau menghasilkan lebih banyak laba melalui integrasi ke belakang. Perusahaan dapat mengakuisisi beberapa pedagang grosir atau pengecer, terutama jika mereka sangat menguntungkan, dalam integrasi ke depan. Terakhir, perusahaan dapat mengakuisisi satu atau lebih pesaing, mengingat bahwa pemerintah tidak melarang integrasi horizontal.

3.1.2    Hubungan Diferensiasi Produk dengan Strategi Pemasaran
Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita lebih melekat di benak konsumen. Sebagai informasi, perbedaan yang ada pada produk maupun jasa kita, akan membuat konsumen lebih mudah untuk mengingat produk atau jasa yang kita pasarkan karena adanya point of interest  yang kita miliki, yaitu keunikan yang tidak dimiliki oleh produk atau jasa yang lain.
Bagi para marketing, keuntungan yang akan diperoleh adalah mereka menjadi lebih percayadiri dalam memasarkan produknya. Dikatakan lebih percaya diri karena dengan adanya keunikan tersebut, para marketing akan dapat menjelaskan produk atau jasa mereka dengan lebih mudah dan hal tersebut juga akan lebih menarik bagi konsumen.
Pada dasarnya, segala sesuatu yang unik dan tidak dimiliki oleh produk maupun jasa lain akan merupakan suatu hal yang selalu memancing rasa ingin tahu konsumen. Berbekal rasa ingin tahu tersebut, konsumen akan tertarik untuk mengetahui produk atau jasa tersebut dengan lebih dalam dan biasanya, pada akhirnya konsumen akan tertarik untuk mencoba mengkonsumsi produk atau jasa tersebut.

3.1.3    Hubungan Harga dengan Strategi Pemasaran
Dalam konteks ekonomi harga dipandang sebagai jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Definisi ini jika ditinjau dari sudut pelanggan/konsumen. Jika dilihat dari sudut pandang penjual, harga merupakan jumlah uang yang akan diperoleh dari suatu manfaat yang diberikan oleh penjual dalam aktifitas penyerahan produk/jasa kepada konsuman. Beberapa besarnya jumlah yang diterima sangat tergantung dari kondisi internal dan eksternal perusahaan. Berikut merupakan gambaran faktor yang mempengaruhi harga tersebut :
Kaitan harga dengan strategi pemasaran :
1.        Isyarat bagi Pembeli : Harga merupakan alat komunikasi dengan pembeli. Harga cukup diterima oleh pembeli dan merupakan dasar perbandingan di antara merek – merek. Harga mungkin digunakan untuk memposisikan merek sebagai peduk bermutu tinggi atau sebaliknya, untuk mengejar persaingan langsung dengan merek – merek lain.
2.        Instrumen Persaingan : Harga merupakan suatu cara yang cepat untuk menyerang persaingan atau kemungkinan lain, untuk memposisikan suatu perusahaan di luar persaingan langsung.
3.        Memperbaiki Kinerja Keuangan : Harga dan biaya menentukan kinerja keuangan. Strategi penetapan harga dinilai berdasarkan dampak yang mungkin ditimbulkannya terhadap neraca keuangan perusahaan tersebut, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
4.        Pertimbangan Bauran Pemasaran : Harga mungkin merupakan subtitusi bagi perusahaan penjualan, iklan, dan mutu produk. Selain itu, harga dapat digunakan untuk memperkuat kegiatan ini dalam program pemasaran. Misalnya, hargadapat digunakan sebagai insentif bagi anggota – anggota saluran dan armada penjualan perusahaan, sebagai fokus strategi promosi, dan sebagai lambang nilai.



BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Dalam menjalankan bisnis harus memperhatiakan delapan langkah perencanaan strategi bisni meliputi Misi Bisni, Analisis SWOT, Formulasi Tujuan, Formulasi Strategi, Formulasi Program, Implementasi, Umpan Balik dan Kendali.
2.      Menurut Kotler and Keller (2009:46) “jika ada kesenjangan antara penjualan yang diinginkan dimasa depan dengan penjualan yang diproyeksikan, manajemen korporat harus mengembangkan atau mengakuisisi bisnis baru untuk mengisinya”.
3.      Pada dasarnya, segala sesuatu yang unik dan tidak dimiliki oleh produk maupun jasa lain akan merupakan suatu hal yang selalu memancing rasa ingin tahu konsumen. Berbekal rasa ingin tahu tersebut, konsumen akan tertarik untuk mengetahui produk atau jasa tersebut dengan lebih dalam dan biasanya, pada akhirnya konsumen akan tertarik untuk mencoba mengkonsumsi produk atau jasa tersebut.
4.      Faktor harga yang berkaitan dengan strategi pemasaran meliputi, Isyarat Bagi Pembeli, Instrumen Persaingan, Memperbaiki Kinerja Keuangan, dan Pertimbangan Bauran Pemasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar