PENGARUH STRATEGI INTEGRATIF, DIFERENSIASI
PRODUK DAN HARGA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN
MANAJEMEN
6A
PRIONO
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
BHAYANGKARA SURABAYA
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Seiring dengan
perkembangan era globalisasi dan perkembangan serta pertumbuhan ekonomi yang
semakin meningkat dan ketat mengharuskan setiap unit usaha Industri Besar
ataupun Industri Kecil harus mempunyai suatu strategi atau perencanaan yang
tepat. Kemampuan manajerial yang meliputi kemampuan perencanaan,
pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasan, penilaian dan strategi yang
diharapkan menjadi suatu pedoman dalam mengambil keputusan di setiap kegiatan
usaha bisnis.
Strategi
pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di
bidang pemasaran yang mgemberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan
untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain,
strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan
yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu,
pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai
tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang
selalu berubah. Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran harus didasarkan
atas analisis lingkungan dan internal perusahaan melalui analisis keunggulan
dan kelemahan perusahaan, serta analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi
perusahaan dari lingkungannya (analisis SWOT).
Dengan
dilakukannya analisis SWOT maka setiap perusahaan akan mampu mengetahui letak
strategi perusahaan dan strategi apa saja yang cocok untuk dilakukan dalam
memasarkan suatu produk atau jasa. Beberapa strategi yang dapat dipakai adalah
strategi integratif, strategi intensif dan strategi harga.
Dalam
strategi integratif, perusahaan mengidentifikasi peluang untuk membangun atau
memperoleh bisnis yang berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini. Langkah
yang dilakukan adalah perusahaan dapat mengakuisisi beberapa pemasok, pedagang
atau grosir maupun pesaing untuk dapat meningkatkan laba perusahaan sehingga
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai serta strategi pemasaran
yang dipakai pun telah tepat.
Dalam
strategi intensif terdapat beberapa strategi, salah satunya adalah strategi
pengembangan produk atau diferensiasi produk. Diferensiasi produk adalah suatu
produk yang memiliki merek khusus bagi pelanggan dengan karakteristik atau
keunikan yang dimiliki secara khusus dari suatu produk tersebut yang dapat
dibedakan dengan produk lainnya secara fisik.
Strategi
harga atau penetapan harga yang tepat akan mempengaruhi secara dramatik terhadap
penjualan dan laba. Penetapan strategi harga mempengaruhi pendapatan total dan
biaya total sehingga perencanaan strategi harga memegang peranan penting dalam
setiap perusahaan.
Diharapkan
suatu perusahaan dapat memilih strategi mana yang tepat untuk perusahaannya.
Dengan melakukan strategi integratif, diferensiasi produk dan penetapan harga
diharapkan dapat memberi keuntungan bagi perusahaan dan perusahaan dapat
dikatakan unggul dalam hal strategi perencanaan pemasarannya.
1.2
Rumusan
Masalah
Agar pembahasan menjadi terarah, maka
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh secara simultan
strategi integratif, strategi diferensiasi produk dan strategi harga terhadap
strategi pemasaran?
2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara
strategi integratif, strategi diferensiasi produk dan strategi harga terhadap
strategi pemasaran?
3. Manakah diantara variabel strategi integratif,
strategi diferensiasi produk dan strategi harga yang mempunyai pengaruh dominan
terhadap variabel strategi pemasaran?
1.3
Tujuan
Penelitian
Penetapan tujuan
dalam suatu kegiatan penelitian merupakan suatu langkah sangat penting, karena
dengan penetapan tujuan penelitian, peneliti tahu dan mengerti ke arah mana penelitian
itu dilakukan. Secara
garis besar tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui
pengaruh simultan strategi integratif, straegi diferensiasi produk dan strategi
harga terhadap strategi pemasaran.
2. Mengetahui
pengaruh parsial antara strategi integratif, straegi diferensiasi produk dan
strategi harga terhadap strategi pemasaran.
3. Mengetahui pengaruh dominan antara variabel strategi
integratif, straegi diferensiasi produk dan strategi harga terhadap variabel
strategi pemasaran.
1.4
Manfaat
Penelitian
Adapun Manfaat Penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui bahwa dalam teori perencanaan
strategi pemasaran terdapat berbagai macam strategi yang dapat diterapkan.
Salah satunya adalah strateig integratif, strategi diferensiasi produk dan juga
strategi penetapan harga. Apabila ketiga variabel tersebut dapat
dijalankan dengan baik oleh perusahaan maka segala tujuan yang dirancang dan
diharapkan dapat tercapai dengan maksimal melalui perencanaan strategi yang
matang dalam hal memasarkan produk atau jasanya.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini berguna untuk menjadi
bahan pertimbangan secara ilmiah yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk
mengambil keputusan yang bermanfaat bagi perusahaan terutama untuk mencari atau
menetapkan strategi pemasaran yang cocok bagi perusahaan dalam memasarkan
produk atau jasanya.
3. Bagi Universitas & Pembaca
Dapat menambah perbendaharaan perpustakaan
Universitas Bhayangkara Surabaya khususnya dalam bidang Ekonomi Manajemen Pemasaran
serta sebagai bahan referensi dan pengembangan bagi mahasiswa dalam penelitian
selanjutnya khususnya mengenai pengaruh penerapan strategi integratif, strategi
diferensiasi produk dan harga terhadap keunggulan strategi pemasaran.
1.5
Sistematika
Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman akan penelitian ini secara keseluruhan, maka terlebih dahulu
peneliti kemukakan tentang Sistematika Penulisan secara garis besar yang
memaparkan gambaran dari penelitian ini. Adapun Sistematika Penulisan ini
dibagi dalam empat bab
yang secara ringkas masing – masing bab diuraikan sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Dalam
bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika penelitian.
Bab II : TINJAUAN
PUSTAKA
Dalam
bab ini diuraikan mengenai Landasan
Teori, Kerangka Konseptual dan Hipotesis
Bab III : PEMBAHASAN
PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai Grand
Theory atau hubungan antara masing-masing variabel bebas
dengan variabel terikat.
Bab IV : PENUTUP
Dalam bab ini diuraikan mengenai Kesimpulan dan Saran.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
1.1
Landasan
Teori
1.1.1
Pengertian
Manajemen Pemasaran
Menurut Tjiptono (2008:4)
Pemasaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk
menstimulasi permintaan atas produk atau jasanya dan memastikan bahwa produk
dijual dan disampaikan kepada para pelanggan.
Berdasarkan definisi diatas, dapat
diketahui bahwa kegiatan utama dari pemasaran adalah menyampaikan barang atau
jasa dari produsen ke konsumen. American
Marketing Association (AMA) dalam Kotler and Keller (2009:5) menawarkan
definisi formal berikut: Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan
serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai
kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Menangani proses
pertukaran ini membutuhkan banyak kerja dan keterampilan. Manajemen pemasaran
terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berpikir
tentang cara-cara untuk mencapai respons yang diinginkan pihak lain. Karenanya,
manajemen pemasaran (marketing management)
sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan
nilai pelanggan yang unggul.
Selanjutnya, Kotler
and Keller (2009:5)
menyebutkan definisi sosial dari pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan
di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa
yang bernilai dengan orang lain.
Sedangkan menurut Assauri (2010:5) pemasaran sebagai kegiatan manusia
yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui
proses pertukaran.
1.1.2
Perencanaan
Strategi Unit Bisnis
Proses
Perencanaan strategi unit bisnis terdiri dari 8 langkah yang diperlihatkan
dalam Gambar 2.1. kita mempelajari setiap tahap dalam bagian tersebut,
Sumber : Kotler and Keller (2009)
Gambar 2.1
Delapan Langkah Perencanaan
Strategi Bisnis
1.1.2.1
Misi
Bisnis
Setiap
unit bisnis harus mendefinisikan misi spesifiknya didalam misi perusahaan yang
lebih luas. Maka perusahaan peralatan pencahayaan studio televise dapat
mendifinisikan misinya sebagi berikut., membidik studio televise utama dan
menjadi pemasok pilihan mereka untuk teknologi pencahayan yang mempresentasikan
pengaturan pencahayaan studio paling canggih dan handal, perhatikan bahwa misi
ini tidak berusaha memenangkan bisnis dari studio televise kecil, memenangkan
bisnis dengan memberikan harga termurah, maupun beralih keproduk nonlampu.
1.1.2.2
Analisa
SWOT
Keseluruhan
informasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan disebut
analisis SWOT. Analisis SWOT ( strengths-weaknesses-Opportunities-Threats)
merupakan cara untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan internal.
1.1.2.2.1
Lingkungan
Internal
Kemampuan menemukan peluang yang menarik
dan kemampuan memanfaatkan peluang tersebut adalah dua hal yang berbeda. Setiap
bisnis harus mengevaluasikan kekuatan dan kelemahan internalnya.
Bisnis dapat mengevaluasikan kekuatan
dan kelemahan mereka sendiri dengan menggunakan formulir seperti yang
diperlihatkan dalam “Catatan Pemasaran: Daftar periksa pelaksanaan analisis
kekuatan / kelemahan.”
Jelas bahwa suatu bisnis tidak
harus memperbaiki semua kelemahannya,
atau sebaliknya menyombongkan semua kekuatannya. Pertanyaan besarnya adalah
apakah perusahaan harus membatasi dirinya sendiri terhadap peluang-peluang
dimana mereka memiliki kekuatan yang diperlukan atau mempertimbangkan peluang
yang mengharuskan mereka menemukan atau mengembangkan kekuatan baru sebagai
contoh manajer texas instrument (TI) dipisahkan antara mereka yang ingin TI
tetap berda di industry elektronik, dimana TI mempunyai kekuatan yang jelas,
dan mereka yang ingin perusahaan terus meluncurkan produk konsumen, dimana TI
tidak mempunyai beberapa kekuatan pemasaran yang diperlukan.
Patut dicatat,
kadang-kadang bisnis berjalan buruk bukan karena orang-orang tidak mempunyai
kekuatan yang diperlukan, tetapi karena mereka tidak bekerja sama sebagai satu
tim. Disalah satu perusahaan elektronik utama, para insinyur meremehkan
wiraniaga sebagai “insinyur yang gagal,’’ dan wiraniaga meremehkan bagian
pelayanan sebagai “wiraniaga yang gagal.” Perusahaan harus menilai hubungan
kerja antar departemen sebagai bagian audit lingkungan internal.
1.1.2.2.2
Lingkungan
Eksternal
Unit bisnis
harus mengamati kekuatan lingkungan makro yang utama dan faktor lingkungan
makro yang signifikan, yang mempengaruhi kemampuannya dalam menghasilkan
laba.unit bisnis haru menetapakan system
intelejen pemasaran untuk menelususri trend an perkembangan penting serta semua
peluang dan ancaman yang berhubungan dengannya.
Pemasaran yang
baik adalah seni menemukan, mengembangkan, dan menghasilkan laba dari
peluang-peluang ini. Peluang pemasaran
(marketing opportunity) adalah wilayah kebutuhan dan minat pembeli,
dimana perusahaan mempunyai probabilitas tinggi untuk memuaskan kebutuhan
tersebut dengan menguntungkan. Ada 3 sumber peluang pasar yang utama. Sumber
pertama dalah memasok sesuatu yang persediaannya sedikit. Hal ini memerlukan
sedikit bakat pemasaran, karena kebutuhannya cukup jelas. Sumber kedua adalah
memasok produk atau jasa yang ada dengan cara yang baru atau unggul. Ada
beberapa cara untuk mengungkapkan kemungkinan perbaikan produk atau jasa:
metode deteksi masalah meminta saran dari konsumen metode ideal membuat konsumen
membayangkan persideal produk atau jasa dan metode rantai konsumsi meminta
konsumen membuat diagram tentang langkah-langkah mereka dalam memperoleh,
menggunakan dan menyingkirkan produk. Metode terakhir ini dapat menghyasilkan
produk atau jasa yang seluruhnya baru.
Peluang dapat tersembunyi dalam berbagai wujud, dan
pemadsran harus benar-benar dapat menemukan wujud tersebut. Perhatikan hal-hal
berikut.
Ø Perusahaan
dapat mengambil manfaat dari pemenuhan tren industri dan memperkenalkan produk
atau jasa hibrida yang baru bagi pasar. Sebagai contoh, setidaknya lima
produsen telepon seluler besar meluncurkan telepon dengan kemampuan utuh
digital.
Ø Perusahaan
dapat membuat proses pembelian lebih nyaman atau efisien kini konsumen dapat
menggunakan internet untuk menemukan lebih banyak buku dari pada sebelumnya dan
mencari harga termurah dengan beberapa klik.
Ø Perusahaan
dapat memenuhi kebutuhan akan lebih banyak informasi dan nasihat. Guru.com
memfasilitasi penemuan ahli profesional diberbagai bidang.
Ø Perusahaan
dapat menyesuaikan produk atau jasa yang sebelumnya hanya ditawarkan dalam
bentuk standar. Timberland memungkinkan pelanggan memilih warna untuk berbagai
bagian sepatu bot mereka, menambahkan inisial atau angka pada bot mereka, dan
memilih sulaman dan border yang unik.
Ø Perusahaan
dapat memperkenalkan kemampuan baru. Kini konsumen dapat menciptakan dan
mengedit “imovies” digital dengan iMac baru dan memuatnya ke server Apple web atau situs web semacam
YouTube untuk berbagi dengan teman-teman diseluruh dunia.
Ø Perusahaan
mungkin mampu mengantarkan produk atau jasa dengan lebih cepat. Fedex menemukan
cara untuk mengirimkan surat dan paket jauh lebih cepat dari pada kantor pos
AS.
Ø Perusahaan
mungkin dapat menawarkan produk dengan harga yang jauh lebih murah. Perusahaan
farmasi telah menciptakan fersi generic obat-obaran bermerek.
Untuk mengevaluasi peluang, perusahaan
dapat menggunakan analisis peluang pasar (Market opportunity Analysis-MOA).
Untuk menentukan daya tarik dan probabilitas hasil merek dengan mengajukan pertanyaan
seperti :
1.
Dapatkah kita mengartikulasikan manfaat
secara meyakinkan pada pasar sasaran tertentu?
2.
Dapatkah kita menentukan letak pasar
sasaran dan menjangkau mereka dengan media dan saluran perdagangan yang efektif
biaya?
3.
Apakah perusahaan kita memiliki atau
mempunyai akses terhadap kemampuan dan sumber daya penting yang kita perlukan
untuk menghantarkan manfaat pelanggan?
4.
Dapatkan kita menghantarkan manfaat
dengan lebih baik dari pada pesaing actual atau potensial?
5.
Apakah tingkat pengembalian (Keuntungan)
financial memenuhi atau melebihi batas atas investasi yang diperlukan?
Sumber : Kotler and Keller (2009)
Gambar 2.2
Matriks
Peluang & Ancaman
Dalam matrik peluang pada peraga 2.2 (a), peluang
pemasaran terbaik yang dihadapi perusahaan peralatan pencahayaan TV disebutkan
dalam bagian atas kiri (nol.satu). Peluang dalam bagian bawah kanan (no.4)
terlalu kecil untuk dipertimbangkan. Peluang dibagian atas kanan (no.2) dan
bagian kiri (no.3) layak diamati dalam hal adanya perbaikan daya tarik dan
probabilitas keberhasilan.
Ancaman Lingkungan (environmental threats) adalah tantangan
yang ditempatkan oleh tren atau perkembangan yang tidak disesuaikan yang akan
menghasilkan penurunan penjualan atau laba akibat tidak adanya tindakan
pemasaran defensif. Peraga 2.2 (b) mengilustrasikan matriki ancaman yang
dihadapi oleh perusahaan peralatan pencahayaan TV. Ancaman dikotak bagian atas
kiri adalah ancaman utama, karena ancaman itu benar-benar dapat merugikan
perusahaan dan mempunyai probabilitas kejadian tinggi. Untuk mengatasinya,
perusahaan memerlukan rencana darurat. Ancaman dikotak bagian bawah kanan
sangat kecil dan dapat diabaikan. Perusahaan perlu mengamati ancaman dibagian
atas kanan dan bagian kiri dengan lebih seksama jika ancaman itu semakin
serius.
1.1.2.3
Formulasi
Tujuan
Setelah perusahaan melakukan analisis SWOT, perusahaan
dapat terus mengembangkan tujuan khusus untuk periode perncanaan. Tahap proses
ini disebut formulasi tujuan (goal
formulasien ), tujuan adalah sasaran yang spesifik menyangkut besaran dan
waktu.
Sebagian besar bisnis mengejar bauran sasaran, termasuk
profitabilitas, pertumbuhan penjualan, peningkatan pangsa pasar, kandungan
risiko, inovasi, dan reputasi. Unit bisnis menetapkan sasaran ini dan kemudian
mengelolanya berdasrkan sasaran tersebut (management
by objectives- MBO ). Agar system
MBO ini berhasil, tujuan unit harus memenuhi 4 kriteria :
1.
Tujuan
harus diatur berurutan, mulai dari yang penting sampai yang paling tidak
penting. Sebagai contoh, tujuan utama unit bisnis untuk satu
periode adalah menigkatkan tingkat pengembalian invesati. Manajer dapat
meningkatkan laba dengan meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran.
Manajer dapat menumbuhkan pendapatan dengan mingkatkan pangsa pasar dan harga.
2.
Sebisa
mungkin, tujuan harus bersifat kuantitatif. Tujuan
“meningkatkan tingkat pengembalian investasi (ROI)” lebih baik dinyatakan
sebagai tujuan “Meningkatkan ROI sampai 15% dalam waktu 2 tahun.”
3.
Tujuan
harus realistis. Tujuan harus timbul dari analisis
peluang dan kekuatan unit bisnis, bukan dari harapan.
4.
Tujuan
harus konsisten. Memaksimalkan penjualan dan laba
sekaligus adalah sesuatu yang mustahil
Trade-off
(imbal balik) penting lainnya meliputi laba jangka pendek versus pertumbuhan
jangka panjang, penetrasi mendalam dari pasar yang sudah ada versus
pengembangan pasar baru, tujuan laba versus tujuan nirlaba, dan pertumbuhan
tinggi versus resiko rendah. Setiap pilihan memerlukan strategi pemasaran yang
berbeda.
Banyak
orang percaya bahwa penerapan tujuan pertumbuhan pangsa pasar yang kuat bias
berarti melewatkan laba jangka pendek yang kuat. Selama bertahun – tahun,
Compaq menentukan harga dengan agresif untuk membangun pangsanya di pasar
computer. Kemudian Compaq memutuskan untuk mengejar provitabilitas dengan
mengorbankan pertumbuhan. Tetapi ahli manajemen Charan & Tichy percaya
bahwa sebagian besar bisnis bias menjadi bisnis pertumbuhan dan tumbuh dengan
menguntungkan. Mereka menyatakan bahwa kisah keberhasilan seperti GE medical,
Allied Signal, Citibank, dan GE Capital, semuanya menikmati petumbuhan yang
mengguntungkan. Beberapa trade-off semacam itu mungkin sebetulnya bukan
trade-off sama sekali.
1.1.2.4
Formulasi
Strategi
Tujuan
(goal) mengindikasikan apa yang ingin
dicapai oleh unit bisnis ; sedangkan strategi
(strategy) adalah rencana permainan
kita untuk sampai ke sana. Setiap bisnis harus merancang sebuah strategi untuk
mencapai tujuannya, yang terdiri dari strategy
pemasaran serta strategi teknologi
dan strategi pengadaan yang
kompatibel.
1.1.2.4.1
Strategi
Generik Porter
Michael Porter
mengajukan 3 strategi generic yang memberikan titik awal yang baik untuk
berfikir secara strategis (1). Kepemimpinan biaya secara keseluruhan, (2).
Diverensiasi dan (3). Focus.
§ Kepemimpinan
biaya secara keseluruhan. Perusahaan yang
mengejar strategi ini bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan
distribusi terendah sehingga mereka dapat menetapkan harga yang lebih murah
dibandingkan pesaing mereka dan memenangkan pangsa pasar yang besar. Mereka
tidak terlalu memerlukan keahlian dalam pemasaran. Kelemahan strategi ini
adalah bahwa perusahaan lain biasanya akan bersaing dengan biaya yang tetap
rendah dan hal ini merugikan perusahaan yang menggantungkan semua masa depannya
pada biaya.
§ Deferensiasi.
Biaya yang berkonsentrasi pada kinerja unggul yang dicapai dengan cara uinik
dalam wilayah manfaat pelanggan penting yang dihargai oleh sebagian besar
pasar. Jadi, perusahaan yang mencari kepemimpinan kualitas, misalnya, harus
membuat produk dengan komponen terbaik, menempatkan produknya dengna tepat, memeriksa
produknya dengan seksama, dan mengomunikasikan kualitas produknya dengan
efektif.
§ Fokus.
Bisnis berfokus pada satu atau lebih segmen pasar yang lebih sempit. Perusahaan
mengetahui segmen ini dengan akrab dan mengejar kepemimpinan biaya maupun diferensiasi
di dalam segmen sasaran.
Industri
perjalanan udara online memberikan contoh yang baik tentang tiga strategi ini :
Travelocity manager strategi diferensiasi dengna menarakan kisaran loayanan
yang paling komprehensif bagi pelancong. Lowestfare mengejar strategi biaya
terendah; dan last Minute mengejar stratege ceruk yang berfokus pada pelancong
yang memiliki fleksibilitas untuk bepergian dalam waktu yang mendadak.
Menurut Porter,
perusahaan yang mengejar strategi yang sama dan diarahkan ke pasar sasaran yang
sama membentuk kelompok strategis (strategis group). Perusahaan yang
melakukan strategi t ersebut dengan sangat baik akan menghasilkan laba paling
banyak. International Harvester keluar dari bisnis peralatan pertanian karena
mereka tidak menonjolkan dalam industrinya sebagai perusahaan dengan biaya
termurah, nilai persepsi tinggi, atau pelayanan terbaik dalam beberapa segmen
pasar.
Potter
menggambarkan perbedaan antara efekitivitas dan strategi operasional. Pesaing
dapat dengan cepat meiru perusahan yang efektif secara operasional dengan
menggunakan tolok ukur dan alat lain, yang menghilangkan keunggulan efektivitas
operasional. Poter mendefinisikan strategi sebagai “penciptaan posisi unik dan
bernilai yang melibatkan berbagai kegiatan.” Perusahaan dapat mengklaim bahwa
mereka mempunyai strategi ketika mereka “melakukan kegiatan yang berbeda dari
pesaingnya atau melakukan kegiatan yang sama dengan cara berbeda.”
1.1.2.4.2
Analisa
Strategi
Bahkan
perusahaan raksasa – AT & T, IMB, Philips, dan Nokia – sering tidak dapat
menjadi pemimpin, baik secara nasional maupun secara global, tanpa membangun
aliasni dengan perusahaan domestik atau multinasional yang dapt melengkapi atau
meningkatrkan kemampuan dan submer daya mereka.
Menjalankan
bisni di negara lain mungkin menharuskan perusahaan melisensikan produknya,
membentuk joint venture dengan perusahaan lokal, atau membeli dari
pemasok lokal untuk memnuhi persyaratan “kandungan domestik.” Hasilnya, banyak
perusahaan mengembangkan jaringan strategi global dengan cepat, dan kemenangan
akan menjadi milik perusahaan yang membangun jaingan global yang lebih baik.
Star Alliance, misalnlya, menyatukan 18 maskapai penerbangan, temasuk
Lufthansa, Unaited Airlines, Singapore Airlines, Air New Zealand, dan South
Africa Airways, ke dalam satu kemitraan global raksasa yang memuingkinkan
pelancong membuat koneksi yang hampir tanpa cacat pada ratusan tujuan
perjalanan.
Banyak aliansi
strategis yang berbentuk aliansi pemasaran. Alinasi stratgis ini dibagi menjadi empat kategori utama.
1.
Aliansi produk atau jasa –
sebuah perusahaan melisensikan perusahaan lainnya untuk memproduksi produknya,
atau dua perusahaan bekerja sama memasarkan produk pendamping atau produk baru.
Industri kartu kredit adalah kombnasi kartu yang rumit dan dipasarkan secara
bersama – sama oleh bank – bank seperti Bank of America, perusahaan kartu
kredit seprti Visa, dan perusahaan terkait seperti Alaska Airlines.
2.
Aliansi Promosional –
sebuah perusahaan sepakat untuk menjalankan promosi bagi produk atau jasa perusahaan lain. MCDonald’s, misalnya bermitra
dengan Disney selama 10 tahun untuk menawarkan produk yang berhubungan dengan
film Disney saat ini sebagi bagian sajian makannya untuk anak – anak.
3.
Aliansi Logistic –
sebuah perusahaan menawarkan layanan logistik untuk produk perusahana lain.
Sebagai contoh, Abbort Laboratories menyimpan dan mengirimkan produk bedah dan
obat – obatan 3M ke rumah sakit di seluruh Amerika Serikat.
4.
Kolaborasi Penetapan Harga –
satu atau lebih perusahaan bergabung dalam kilaborasi penetapan harga khusus.
Hotel dan perusahaan mobil sewaan sering menawarkan diskon harga gabungan.
Perusahaan harus membeirkan pemikiran kreatif untuk menemukan mitra yang
dapat melengkapi kekuatan mereka dan menutup kelemahan mereka. Alinasi yang
dikelola dengan baik memungkinkan perusahaan memperoleh dampak penjualan yang
lebih besar dengan biaya yang lebih sedikit. Untuk mempertahankan aliansi
strategis mereka, korporasi mulai mengembangkan struktur organisasi untuk mendukung aliansi tersebut, dan banyak
korporasi yang melihat kemampuan untuk membantuk dan mengelola kemitraan
sebagai keahlian inti yang disebut manajemen
hubungan mitra (partner relationship
management – PRM.)
Baik
perusahaan farmasi maupun perusahaan bioteknologi kini mulai membuat kemitraan
sebagai kompetensi inti. Sebagai contoh, Erbitux, obat yang baru untuk
perawatan pendukung kanker usus, adalah buah dari kemitraaan semacam itu. Obat
ini pada mulanya ditemukan oleh laboratorium klinik perusahaan bioteknologi
ImClone Systems, dan dipasarkan melalui kemitraaan ImClone dengan raksasa
farmasi Bristol – Myer S quibb.
1.1.2.5
Formulasi
Impelementasi Program
Bahkan strategi
pemasaran yang bagus dapat gagal diwujudkan akibat implementasi yang buruk.
Jika sebuah perusahaan memutuskan untuk mempertahankan kepemimpinan
teknologinya , perusahaan itu harus merencanakan program untuk memperkuat
departemen R & D – nya, mengumpulkan inteligen teknologi, mengembangkan
produk cangih, melatih wiraniaga teknik, dan mengembangkan iklan untuk mengomunikasikan
kepemimpinan teknologinya.
Setelah
perusahaan memformulasikan program pemasaran, orang – orang pemasaran harus
memperkirakan biayanya. Apakah keikutsertaan di pameran dagang tertentu layak
dilakukan? Apakah kontes penjualan tertentu akan mendapat imbalan yang pantas?
Apakah mempekerjakan wiraniaga lain akan memberi kontribusi pada laba?
Akuntansi kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing, ABC) dapat membantu menentukan apakah
setiap program pemasaran akan menghasilkan hasil yang cukup sepadan dengan
biaya yang dikeluarkan.
Saat ini, bisnis
juga semakin menyadari bahwa jika mereka tidak memperlakukan pihak
berkepentingan (stakeholder) lainnya
dengan baik – pelanggan, karyawan, pemasok, distributor – mereka mungkin tidak
akan pernah menghasilkan laba yang cukup bagi pemegang saham. Sebagai contoh,
perusahaan mungkin bermaksud memuaskan pelanggannya, melakukan kinerja yang
baik untuk karyawannya, dan menghantarkan tingkat kepuasan maksimum bagi
pemasoknya. Dalam menentukan tingkatan ini, perusahaan harus berhati – hati
agar tidak melanggar rasa keadilan kelompok pemangku kepentingan lain tentang
perlakuan yang mereka terima relatif terhadap pihak lain.
Hubunga yang
dinamis menghubungkan kelompok pemangku kepentingan. Perusahaan yang cerdik
menciptakan tingkat kepuasan karyawan yang tinggi, yang menimbulkan kerja keras
yang lebih baik, dan tentunya produk dan jasa berkualitas tinggi, dimana produk
dan jasa ini akan menciptakan kepuasan pelanggan yang tinggi, yang berlanjut ke
pengulangan bisnis yang lebih banyak, sehingga
pertumbuhan dan laba juga lebih tinggi, dan kepuasan pemegang saham
meningkat, serta menghasilkan investasi yang lebih besar, dan seterusnya. Ini
adalah lingkaran bernilai yang berarti laba dan pertumbuhan. “Gagasan Pemasaran
: Kontribusi Pemasran bagi Nilai Pemegang Saham” menjelaskan semakin pentingnya
pandangan dasar yang tepat bagi pengeluaran pemasaran.
Menurut McKinsey
& Company, strategi hanyalah satu
dari tujuh elemen – semuanya dimulai dengan huruf “S” (dalam bahasa Inggris –
red) – dalam praktik bisnis yang berhasil. Tiga elemen pertama – strategi,
struktur, sistem – dianggap sebagai “piranti keras” keberhasilan. Empat elemen
berikutnya – gaya (style), keahlian (skill), staf, dan nilai yang dimiliki
bersama (shared values) – adalah
“piranti lunak”.
Elemen “lunak”
pertama, gaya, berarti bahwa karyawan
perusahaan berbagi cara pemikiran dan perilaku yang sama. Karyawan McDonald’s
tersenyum pada pelanggan, dan karyawan IBM sangat profesional menangani
pelanggan mereka. Elemen kedua, keahlian (skill),
berarti bahwa karyawan mempunyai keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan
strategi perusahaan. Staff berarti
perusahaan mempekerjakan orang yang mampu, melatih mereka dengan baik, dan
menugaskan pekerjaan yang tepat bagi mereka. Elemen keempat, nilai yang dimiliki bersama (shared values),
berarti bahwa karyawan berbagi nilai
panduan yang sama. Ketika elemen – elemen ini hadir, perusahaan biasanya
lebih berhasil dalam implementasi strateginya.
Praktik
studi manajemen lainnya menemukan bahwa kinerja yang bagus sepanjang waktu
bergantung pada kesempurnaan pelaksanaan, budaya perusahaan yang didasarkan
pada tujuan yang tinggi, struktur yang fleksibel dan responsif, dan strategi
yang jelas dan fokus.
1.1.2.6
Umpan
Balik dan Kendali
Penyesuaian
strategis perusahaan dengan lingkungan akan sangat terganggu, karena lingkungan
pasar berubah lebih cepat dari pada tujuh S peusahaan. Maka, perusahaan dapat
tetap efisien sementara mereka kehilangan efektivitas. Peter Drucker menyatakan
bahwa lebih penting “melakukan hal yang benar” – agar efektif – dari pada
“melakukan hal dengan benar” agar efisien. Perusahaan yang paling berhasil
adalah yang piawai melakukan keduanya.
Setelah
organisasi gagal merespons perubahan lingkungan, organisasi akan semakin sulit
menangkap kembali posisinya yang hilang. Perhatikan apa yang terjadi dengan
Lotus Development Corporation. Dulu, piranti lunak Lotus 1-2-3 miliknya
merupakan program piranti lunak terkemuka di dunia, kini pangsa pasar piranti
lunak desktop – nya turun begitu
rendah sehingga para analis bahkan tidak
ingin menelusurinya.
Organisasi,
terutama organisasi besar, dapat mengalami inersia. Sulit mengubah satu bagian
tanpa menyesuaikan bagian lain. Tetapi organisasi dapat diubah melalui
kepemimpinan yang kuat, dan sebaiknya hal itu dilakukan sebelum krisis. Kunci
kesehatan organisasi adalah kemauan untuk mempelajari perubahan lingkungan dan
menerapkan tujuan dan perilaku baru.
1.1.3
Strategi
Integratif
Yaitu
mengidentifikasi peluang untuk membangun atau memperoleh bisnis yang berkaitan
dengan bisnis perusahaan saat ini.
v Pertumbuhan Integratif Dapat
Dilakukan Dengan Integrasi Ke Belakang, Depan, dan Horizontal
ü Depan / Hulu : perusahaan
dapat mengakuisisi satu atau lebih pemasoknya, seperti produsen obat, untuk
mendapatkan lebih banyak kendali atau menghasilkan lebih banyak laba.
ü Belakang / Hilir : perusahaan
dapat mengakuisisi beberapa pedagang grosir atau pengecer, terutama jika mereka
sangat menguntungkan.
ü Horizontal : perusahaan
mengakuisisi satu atau lebih pesaing, jika pemerintah tidak melarangnya.
1.1.4
Strategi
Diferensiasi Produk
Menurut Tjiptono
(2007:14), strategi diferensiasi produk adalah kreativitas yang tinggi
dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik, sejuk, aman, nyaman,
menyenangkan, karyawan yang ramah, terampil, berwawasan, dan mampu mewujudkan
dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan
produk pesaing lainnya.
Konsep yang perlu diperhatikan dalam
strategi diferensiasi produk:
a). Ciri,
menunjukkan fungsi dasar produk.
b). Kualitas,
menunjukkan tingkat operasi sifat utama produk
c). Mutu
Kesesuaian, mengukur sejauh mana sifat rancangan dan operasi produk mendekati
spesifikasi kebutuhan konsumen.
d). Ketahanan,
mengukur harapan hidup produk.
e). Keandalan,
mengukur kemungkinan produk tidak rusak selama jangka waktu tertentu.
f). Mudah
diperbaiki jika produk rusak.
g).
Gaya, menunjukkan bagaimana penampilan
produk terhadap pembeli.
1.1.5
Strategi
Harga
Harga merupakan satu-satunya unsur yang
dapat menghasilkan pendapatan dari hasil penjualan. Di dalam kegiatan pemasaran
harga sangat berpengaruh terhadap konsumen. Meskipun demikian harga bukan hal
yang mutlak dalam hal ini.
Menurut Tjiptono
(2007:23), harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan. Harga
merupakan komponen berharga yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.
Tingkat harga yang ditetapkan
mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu secara tidak langsung harga
jual juga mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada
biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena
itu penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka
keputusan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap
perusahaan.
Strategi penetapan harga yang tepat akan
mempengaruhi secara dramatik terhadap
penjualan dan laba. Penetapan strategi harga mempengaruhi pendapatan total dan
biaya total sehingga perencanaan strategi harga memegang peranan penting dalam
setiap perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
harga menurut Transistari, dkk (2005:242-246),
meliputi:
1. Keadaan
Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi
tingkat harga yang berlaku. Pada periode resesi misalnya, merupakan suatu
periode dimana harga berada pada tingkat yang lebih rendah dan ketika ada
keputusan pemerintah tentang nilai tukar rupiah dengan mata uang asing maka
akan timbul reaksi dari kalangan masyarakat, khususnya masyarakat bisnis,
reaksi spontan dari itu adalah kenaikan harga.
2. Penawaran
dan Permintaan
Pada umumnya tingkat harga yang lebih
rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar sedangkan harga yang
lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar.
3. Elastisitas
Permintaan
Faktor lain yang dapat
mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar. Sebenarnya sifat
permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga
mempengaruhi volume yang dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume
penjualan ini berbanding terbalik.
4. Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering
dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Banyaknya penjual dan pembeli ini
akan mempersulit perseorangan untuk menjual harga lebih tinggi kepada pembeli
yang lain.
5. Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan
harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan
mengakibatkan kerugian. Terdapat dua bentuk biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang
tidak berubah pada tingkat produksi dan penjualan sedangkan biaya variabel
adalah biaya yang berubah secara langsung dengan tingkat produksi.
6. Tujuan
Perusahaan
Penetapan harga suatu barang seiring
dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Setiap perusahaan tidak
selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan yang lain.
7. Pengawasan
Pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan
faktor penting dalam penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi
harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke
arah monopoli.
1.1.6
Strategi
Pemasaran
Dengan perkembangan usaha yang semakin besar, maka sangatlah
mutlak bagi perusahaan jasa untuk menyusun strategi pemasarannya guna mencapai
tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai keuntungan yang maksimal. Strategi
pemasaran timbul untuk merumuskan strategi perusahaan dalam memasarkan
produknya sebaiknya menganalisis lingkungan pemasaran terlebih dahulu, terutama
mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan yang spesifik, supaya dapat
memposisikan bauran pemasaran pada pasar sasarannya secara tepat.
Menurut Cravens and Piercy (2003:31) strategi
pemasaran adalah sebagai berikut:
Strategi
pemasaran yaitu terdiri dari analisis, pengembangan strategi dan implementasi
kegiatan dalam pengembangan visi tentang pasar yang menguntungkan organisasi,
memilih strategi pasar sasaran, penentuan tujuan dan pengembangan, implementasi
serta pengelolaan strategi penempatan program pemasaran yang dirancang untuk
memenuhi tuntutan nilai konsumen dalam setiap pasar sasaran.
Perencanaan Strategis (strategic
planning) merupakan proses mengembangkan dan memelihara strategi yang tepat
antara tujuan dan kemampuan organisasi dengan peluang pemasaran yang berubah.
Kotler and Keller
(2009:41) Perencanaan strategi pemasaran berarti menemukan
kesempatan-kesempatan menarik dan mengembangkan strategi pemasaran yang menguntungkan.
Strategi
pemasaran terdiri dari target pasar dan paduan pemasaran yang berhubungan. Target
pasar adalah kelompok yang sebenarnya sama dari konsumen yang mana
perusahaan berharap mereka untuk tertarik. Paduan pemasaran
adalah variable-variabel yang dapat dikendalikan dimana perusahaan
meletakkannya bersama untuk memuaskan kelompok target ini.
Assauri (2010:168-169)
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan
menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan
kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan
dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu
ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama
sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan
yang selalu berubah. Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran harus
didasarkan atas analisis lingkungan dan internal perusahaan melalui analisis
keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisis kesempatan dan ancaman yang
dihadapi perusahaan dari lingkungannya (analisis SWOT).
1.2
Kerangka
Konseptual
Memperjelas pelaksanaan penelitian dan
sekaligus untuk mempermudah dalam pemahaman, maka perlu dijelaskan suatu
kerangka konseptual yang digambarkan sebagai berikut:
Sumber
: Peneliti (2012)
Gambar
2.3
Kerangka
Konseptual
Keterangan:
1. Variabel
dependent (terikat), yaitu variabel
yang dipengaruhi variabel lain, yang dalam penelitian ini adalah variabel Strategi
Pemasaran (Y).
2.
Variabel independent (bebas), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel
lain, yang dilambangkan dengan (X1) adalah Strategi Integratif, (X2)
adalah Strategi Diferensiasi Produk dan (X3) adalah Strategi Harga.
Kerangka tersebut menjelaskan bahwa
variabel Strategi Integratif (X1), Strategi Diferensiasi Produk (X2)
dan Strategi Harga (X3) mempunyai pengaruh signifikan secara simultan
dan parsial terhadap Strategi Pemasaran (Y), artinya apabila variabel-variabel
bebas tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka pilihan strategi yang
digunakan oleh perusahaan sudah tepat sehingga dapat mewujudkan tujuan yang
ingin dicapai perusahaan.
1.3
Hipotesis
1.
Bahwa terdapat pengaruh secara simultan strategi
integratif, strategi diferensiasi produk dan strategi harga terhadap strategi
pemasaran.
2.
Bahwa terdapat pengaruh secara parsial
antara variabel strategi integratif, strategi diferensiasi produk dan strategi
harga terhadap variabel strategi pemasaran.
3.
Bahwa variabel diferensiasi produk
mempunyai pengaruh dominan diantara variabel bebas lainnya terhadap strategi
pemasaran.
BAB
III
PEMBAHASAN
PENELITIAN
3.1
Grand
Theory
3.1.1
Hubungan
Strategi Integratif dengan Strategi Pemasaran
Strategi ini merupakan salah satu
strategi yang dapat dipakai perusahaan apabila perencanaan strategis perusahaan
mengalami suatu kesenjangan sehingga diperlukan suatu peluang pertumbuhan
melalui perencanaan bisnis baru, penyusutan, dan menghilangkan bisnis lama.
Menurut Kotler and Keller (2009:46) “jika ada
kesenjangan antara penjualan yang diinginkan dimasa depan dengan penjualan yang
diproyeksikan, manajemen korporat harus mengembangkan atau mengakuisisi bisnis
baru untuk mengisinya”. Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa perusahaan dapat
mengakuisisi satu atau lebih pemasoknya, seperti produsen bahan plastik, untuk
mendapatkan lebih banyak kendali atau menghasilkan lebih banyak laba melalui
integrasi ke belakang. Perusahaan dapat mengakuisisi beberapa pedagang grosir
atau pengecer, terutama jika mereka sangat menguntungkan, dalam integrasi ke
depan. Terakhir, perusahaan dapat mengakuisisi satu atau lebih pesaing,
mengingat bahwa pemerintah tidak melarang integrasi horizontal.
3.1.2
Hubungan
Diferensiasi Produk dengan Strategi Pemasaran
Diferensiasi
akan membuat produk atau jasa kita lebih melekat di benak konsumen. Sebagai
informasi, perbedaan yang ada pada produk maupun jasa kita, akan membuat
konsumen lebih mudah untuk mengingat produk atau jasa yang kita pasarkan karena
adanya point
of interest yang
kita miliki, yaitu keunikan yang tidak dimiliki oleh produk atau jasa yang
lain.
Bagi
para marketing, keuntungan yang akan diperoleh adalah mereka menjadi lebih
percayadiri dalam memasarkan produknya. Dikatakan lebih percaya diri karena
dengan adanya keunikan tersebut, para marketing akan dapat menjelaskan produk
atau jasa mereka dengan lebih mudah dan hal tersebut juga akan lebih menarik
bagi konsumen.
Pada
dasarnya, segala sesuatu yang unik dan tidak dimiliki oleh produk maupun jasa
lain akan merupakan suatu hal yang selalu memancing rasa ingin tahu konsumen.
Berbekal rasa ingin tahu tersebut, konsumen akan tertarik untuk mengetahui
produk atau jasa tersebut dengan lebih dalam dan biasanya, pada akhirnya
konsumen akan tertarik untuk mencoba mengkonsumsi produk atau jasa tersebut.
3.1.3
Hubungan
Harga dengan Strategi Pemasaran
Dalam konteks ekonomi harga dipandang
sebagai jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu yang kita
inginkan. Definisi ini jika ditinjau dari sudut pelanggan/konsumen. Jika
dilihat dari sudut pandang penjual, harga merupakan jumlah uang yang akan
diperoleh dari suatu manfaat yang diberikan oleh penjual dalam aktifitas
penyerahan produk/jasa kepada konsuman. Beberapa besarnya jumlah yang diterima
sangat tergantung dari kondisi internal dan eksternal perusahaan. Berikut merupakan
gambaran faktor yang mempengaruhi harga tersebut :
Kaitan harga dengan strategi pemasaran :
1.
Isyarat
bagi Pembeli : Harga merupakan alat komunikasi dengan
pembeli. Harga cukup diterima oleh pembeli dan merupakan dasar perbandingan di
antara merek – merek. Harga mungkin digunakan untuk memposisikan merek sebagai
peduk bermutu tinggi atau sebaliknya, untuk mengejar persaingan langsung dengan
merek – merek lain.
2.
Instrumen
Persaingan : Harga merupakan suatu cara yang cepat
untuk menyerang persaingan atau kemungkinan lain, untuk memposisikan suatu
perusahaan di luar persaingan langsung.
3.
Memperbaiki
Kinerja Keuangan : Harga dan biaya menentukan kinerja
keuangan. Strategi penetapan harga dinilai berdasarkan dampak yang mungkin
ditimbulkannya terhadap neraca keuangan perusahaan tersebut, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
4.
Pertimbangan
Bauran Pemasaran : Harga mungkin merupakan subtitusi bagi
perusahaan penjualan, iklan, dan mutu produk. Selain itu, harga dapat digunakan
untuk memperkuat kegiatan ini dalam program pemasaran. Misalnya, hargadapat
digunakan sebagai insentif bagi anggota – anggota saluran dan armada penjualan
perusahaan, sebagai fokus strategi promosi, dan sebagai lambang nilai.
BAB
IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka peneliti mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Dalam menjalankan bisnis harus
memperhatiakan delapan langkah perencanaan strategi bisni meliputi Misi Bisni,
Analisis SWOT, Formulasi Tujuan, Formulasi Strategi, Formulasi Program,
Implementasi, Umpan Balik dan Kendali.
2.
Menurut Kotler and Keller (2009:46) “jika ada
kesenjangan antara penjualan yang diinginkan dimasa depan dengan penjualan yang
diproyeksikan, manajemen korporat harus mengembangkan atau mengakuisisi bisnis
baru untuk mengisinya”.
3. Pada dasarnya, segala sesuatu yang
unik dan tidak dimiliki oleh produk maupun jasa lain akan merupakan suatu hal
yang selalu memancing rasa ingin tahu konsumen. Berbekal rasa ingin tahu
tersebut, konsumen akan tertarik untuk mengetahui produk atau jasa tersebut dengan
lebih dalam dan biasanya, pada akhirnya konsumen akan tertarik untuk mencoba mengkonsumsi
produk atau jasa tersebut.
4.
Faktor harga yang berkaitan dengan
strategi pemasaran meliputi, Isyarat Bagi Pembeli, Instrumen Persaingan,
Memperbaiki Kinerja Keuangan, dan Pertimbangan Bauran Pemasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar